Rembug Desa Konvergensi Stunting
08 Oktober 2019 09:22:15 WITA
Sinabun, 07 Oktober 2019
"Om Swastyastu"
Telah terlaksana dengan lancar acara Rembug Desa Konvergensi Stunting bertempat di Aula Kantor Perbekel Sinabun yang dipimpin oleh PLH.Perbekel Desa Sinabun I Gusti Putu Ngurah Arya. Turut hadir pada kegiatan tersebut Kelian Desa Adat Sinabun, Ketua LPM Desa Sinabun, Perangkat Desa Sinabun, Bidan Desa Sinabun, Kader Posyandu se-Desa Sinabun, Pengurus PKK Desa Sinabun, Babinkamtibmas Desa Sinabun serta Babinsa Desa Sinabun.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi yang berusia di bawah lima tahun, sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Masalah stunting tidak boleh dianggap remeh oleh semua pihak, dikarenakan masalah ini dapat berakibat pada kualitas dari anak-anak penerus bangsa. Akibat yang ditimbulkan dari masalah stunting antara lain meliputi fisik anak seperti berat badan dan tinggi badan yang tidak baik. Selain fisik, perkembangan otak anak juga akan terhambat, serta anak berisiko tinggi mengidap penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke dan penyakit jantung saat anak berusia dewasa nanti.
Selama ini pemerintah sedang bekerja keras untuk menangani masalah stunting. Hal ini terbukti dengan gaung "Cegah Stunting"yang belakangan sangat sering terdengar di masyarakat. Untuk mewujudkannya, maka pemerintah telah memulai langkah yang baik melalui penggunaan dana desa untuk penceggahan terhadap stunting.
Pencegahan terhadap stunting tertuang dengan jelas dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 Pasal 6 ayat 1 dan 2. Dalam peraturan tersebut dijelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pencegahan stunting. Kegiatannya meliputi penyediaan air bersih dan sanitasi, pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita, pengembangan ketahanan pangan dan lain sebagainya.
Dalam melaksanakan pola ini, terdapat dua aspek intervensi yang perlu diperhatikan. Kedua aspek tersebut adalah aspek intervensi gizi spesifik dan aspek intervensi gizi sensitif.
Aspek intervensi gizi spesifik menyasar pada penyebab langsung terjadinya stunting seperti kecukupan asupan makanan dan gizi, pemberian makan, pola asuh, serta pengobatan dan infeksi penyakit. Aspek intervensi ini dijalankan oleh instansi kesehatan melalui para tenaga-tenaga kesehatan yang berkompeten.
Aspek intervensi sensitif mencakup akses dan kualitas pangan, sarana prasarana danlain sebagainya. Aspek intervensi ini menyasar keluarga dan masyarakat dan dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan.
Untuk menjalankan pola ini dengan efektif dan mendapatkan hasil yang baik, perlu adanya kerja sama antara berbagai sektor terkait. Kerja sama ini biasanya disebut dengan istilah "Multisektor". Multisektor merupakan kolaborasi dari berbagai sektor dan pihak yang menyasar pada aspek intervensi spesifik dan sensitif demi menghasilkan proses pencegahan stunting yang baik.
Jika kedua aspek intervensi tersebut disasar dengan baik dalam payung multisektor, maka pencegahan stunting dapat terlaksana dengan baik pula. Namun, masih banyak hambatan dalam menjalankan pola multisektor ini. Koordinasi dan kesamaan persepsi merupakan hal yang memang cukup sulit diterapkan dalam kerja sama yang melibatkan banyak pihak. Karena itu, mulai dari pihak pemerintah pusat sampai desa, instansi terkait, lembaga swadaya masyarakat dan yang terpenting adalah masyarakat desa harus memiliki komitmen jika ingin menjalankan pola ini dengan baik.
Pola multisektor akan menjadi sangat efektif jika menjadi pola pikir dari setiap pemangku kepentingan desa dalam menganggarkan dana desa. Oleh sebab itu, demi terciptanya pola multisektor yang baik, semua pihak seharusnya harus bergerak sesuai dengan ruang lingkupnya dalam memberikan masukan dan mendampingi masyarakat di desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan secara teknis dan evaluasi.
Pola multisektor diterapkan dengan tujuan utama untuk mencegah stunting, melalui intervensi terhadap 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Untuk mencapai pola multisektor dan pencegahan stunting yang efektif, maka ketiga lembaga swadaya masyarakat ini menyasar aspek intervensi spesifik dan sensitif dengan perencanaan desa yang telah dilakukan melalui dana desa. Pelaksanaan pola multisektor secara teknis adalah ketika desa menganggarkan dana desa untuk melaksanakan pemberian makanan tambahan terhadap anak-anak di posyandu. Selain membantu secara teknis dalam pelaksanaan penggunaan dana desa untuk mencegah stunting, melalui pelaksanaan pendukung ibu hamil dan penyuluhan tentang 1000 hari pertama kehidupan.
Proses peningkatan pengetahun juga dilakukan untuk dilaksanakan melalui penyuluhan dan pembinaan kesehatan reproduksi remaja disekolah dalam pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan para remaja dan pemuda dapat mempersiapkan dan menjaga kesehatannnya dengan baik mulai sedini mungkin, hingga saat mereka hendak menikah dan memiliki anak nantinya. Hal ini patut diperhatikan agar para perempuan nantinya memiliki kehamilan yang sehat dan anak yang dihasilkanpun, nantinya tidak terkena gizi buruk.
Dengan proses yang sedang berlangsung ini, diharapkan pencegahan terhadap stunting dapat terlaksana dengan baik. Tentunya tidak mudah melaksanakan pola multisektor ini. Namun, jika dijalankan dengan komitmen bersama dari semua pihak, maka akan ada hasil baik yang nampak. Karena untuk menciptakan suatu perubahan ke arah yang baik, membutuhkan proses yang panjang dan komitmen serta ketulusan dari semua pihak terkait.
Terima Kasih kami sampaikan kepada para undangan yang sudah hadir.
"Om santhi, santhi, santhi om"
Komentar atas Rembug Desa Konvergensi Stunting
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Sidang Pemeriksaan Tanah
- Pembinaan Jaminan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Kepada KWT Darma Bakti
- POSBINDU BD.MENASA, PENGECEKAN ASAM URAT, GULA DARAH DAN COLESTEROL
- Posyandu Banjar Dinas Jero
- LATE POST, kegiatan posyandu Banjar DInas Menasa Desa Sinabun
- Koordinasi Satpol PP Kecamatan Sawan tentang Keamanan PILKADA 27 November 2024
- Kunjungan PE Jentik Nyamuk Demam Berdarah di Banjar dinas Tengah Desa Sinabun